Selasa, 30 April 2013

INTERFACE

4. A. Tujuan interface user Tujuan sebuah user interface adalah mengkomunikasikan fitur-fitur sistem yang tersedia agar user mengerti dan dapat menggunakan sistem tersebut. Dalam hal ini penggunaan bahasa amat efektif untuk membantu pengertian, karena bahasa merupakan alat tertua—barangkali kedua tertua setelah gestur—yang dipakai orang untuk berkomunikasi sehari-harinya. Praktis semua pengguna komputer dan Internet—kecuali mungkin anak kecil yang memakai komputer untuk belajar membaca—dapat mengerti tulisan. Meski pada umumnya panduan user interface menyarankan agar ikon tidak diberi tulisan supaya tetap mandiri dari bahasa, namun elemen user interface lain seperti teks pada tombol, caption window, atau teks-teks singkat di sebelah kotak input dan tombol pilihan semua menggunakan bahasa. Tanpa bahasa pun kadang ikon bisa tidak jelas maknanya, sebab tidak semua lambang ikon bisa bersifat universal. Meskipun penting, namun sayangnya kadang penggunaan bahasa, seperti pemilihan istilah, sering sekali dianggap kurang begitu penting. Terlebih dari itu dalam dunia desain situs Web yang serba grafis, bahasa sering menjadi sesuatu yang nomor dua ketimbang elemen-elemen interface lainnya. Artikel ini akan mencoba memberikan beberapa pertimbangan pemilihan bahasa dan istilah untuk meningkatkan usability melalui perbaikan komunikasi dengan user. Browser yang mereka gunakan pun hampir selalu browser dengan bahasa interface Inggris. Akibatnya, mereka sudah terbiasa dengan idiom-idiom seperti Back/Forward, Reload/Refresh, atau Link/Hyperlink. Jika kita tanyakan kepada mereka, mungkin saja Kembali/Maju, Ambil Ulang/Segarkan, dan Taut/Hipertaut dapat dideduksi atau ditebak maknanya dengan diterjemahkan ke bahasa Inggris, tapi terkecuali untuk pengguna yang amat awam, istilah aslinya akan berpeluang lebih besar dapat mengkomunikasikan konsep yang kita maksud. Kalau kita mengingat-ingat berapa banyak pencipta software domestik yang membuat software dengan bahasa navigasi Indonesia yang interfacenya gagal berkomunikasi, maka poin sebelumnya tadi dipertegas. Jika kita ingin menggunakan bahasa interface Indonesia, maka justru kita harus lebih berhati-hati memilih istilah. Sementara untuk bahasa Inggris sendiri umumnya telah ada banyak situs dan contoh yang bisa diteladani/dihindari. Kami kira pilihan ini sebuah pilihan yang mudah. Search jauh lebih sering digunakan menjelaskan konsep ini ketimbang Find. Meskipun mungkin tidak valid—atau relevan sama sekali—Google mencatat kata kunci “search” terdapat di lebih dari dua kali jumlah halaman Web dibandingkan dengan “find”. Istilah yang ada adalah “search engine”, bukan “find engine”. Perhatikan situs-situs besar global, nyaris semua menggunakan kata “search” dan bukan “find”. Sebuah pilihan yang juga mudah, menurut kami. Lacak jarang digunakan dan kurang to-the-point. Cari adalah kata umum yang dimengerti semua orang Indonesia, banyak dipakai sehari-hari, dan lagi lebih pendek. Kata Inggris “probe” atau “investigate” mungkin lebih keren daripada “search”, dan “query” mungkin lebih akurat secara teknis, tapi jelas “search” akan lebih efektif mengkomunikasikan konsep pencarian kata kunci. Demikian juga barangkali kasusnya dengan cari vs. lacak. T. A. Coen mengamati, banyak orang yang enggan menggunakan kata Cari karena kesannya kurang kuat atau mungkin lucu di telinga. Salma sendiri tidak merasa kata “Cari” janggal, tapi memang situs-situs Indonesia seperti detik.com atau kompas.com nampaknya memilih untuk memakai “search” saja dan bukan “cari”. Tidak ada yang salah dengan pilihan semacam ini; barangkali desainernya termasuk salah satu orang yang digambarkan T. A. Coen. Karena sifat bahasa Indonesia yang intensif menggunakan imbuhan, maka timbul beberapa variasi untuk padanan search. Cari, misalnya, kadang dituliskan orang “Pencarian” atau bahkan “Fasilitas Pencarian”—sebagai contoh, coba lihat satunet.com. Menurut Salma ini hanya memperlemah maknanya saja, karena kata kerja memiliki kekuatan yang lebih dibandingkan kata benda. Gunakan kata dasarnya yang lebih ringkas, langsung mengenai sasaran. “Cari dan Temukan” juga sia-sia dan membuang kata saja. Gunakan hanya “Cari”. Shopping Cart atau Shopping Basket? Konsep: daftar item yang akan dibeli dalam sebuah sesi browsing. Istilah yang disarankan: shopping cart. Jika Anda mengamati Amazon.com dan Amazon.co.uk, salah satu perbedaan yang mungkin pertama Anda lihat adalah perbedaan istilah “shopping cart” di situs Amazon Amerika dan “shopping basket” di situs Inggrisnya, lengkap dengan ikonnya masing-masing. Di Amerika memang shopping cartlah yang dipakai, sementara di Inggris shopping basket. Perbedaan ini disebabkan perbedaan budaya berbelanja dan mal/supermarket di kedua wilayah. Namun karena konten berbahasa American English bisa dibilang mendominasi konten Web, dan jumlah situs Amerika lebih banyak dari situs Inggris, maka shopping cart yang lebih lazim dijumpai. Perhatikan pula skrip-skrip Perl atau PHP yang bertebaran. Rata-rata menggunakan istilah “cart”, bukan “basket”. Mengikuti prinsip the least surprise—atau bisa juga prinsip mengekor—maka pilihlah “kereta belanja” (terjemahan dari shopping cart) dan bukan “kantong belanja” (terjemahan dari shopping basket). Hal ini sudah dilakukan rata-rata situs belanja Indonesia, yang rata-rata menggunakan “kereta” dan bukan “kantong”, meski ada juga yang memilih istilah sendiri seperti “troli belanja” (radioclick.com) atau “daftar belanja” atau “data pembelian”. Dua istilah terakhir mungkin timbul dari para pengembang, karena dalam implementasinya daftar item ini berupa sebuah array atau list dan merupakan data yang disimpan. Istilah “daftar belanja” masih dapat diterima karena berkonotasi “barang-barang yang ingin dibeli”. Ini adalah pengertian yang paling baku. Sementara “data pembelian” kurang berkonotasi sesuai. Jangan-jangan pengunjung mengira bahwa “Data Pembelian” adalah data pada situs Anda yang seharusnya tidak diutak-atik. Bahasa interface hendaknya menjadi sesuatu yang efisien dan berkonotasi tepat. “Remove” barangkali paling banyak digunakan di lingkungan Unix saja. DOS menggunakan perintah ERASE dan DELETE/DEL untuk menghapus file (meskipun RMDIR untuk menghapus direktori, kemungkinan hanya untuk kesamaan dengan pola perintah membuat direktori MKDIR yang menggunakan dua huruf awalan bagi DIR). Tombol di keyboard kita pun mengatakan “Delete”, bukan “Remove”. Istilah yang dipakai di Windows dan Macintosh pun “Delete”. Kesimpulan Bahasa-bahasa Interface adalah bahasa-bahasa yang seharusnya bisa memberikan petunjuk jelas kepada para penguna interface tersebut. Dalam bahasa Indonesia, hal ini kadang gampang-gampang susah. Jika Anda menggunakan bahasa yang verbose sehingga tidak efisien dalam penggunaan kata (contoh: “cari dan temukan” atau “archive/arsip/kumpulan”) maka mungkin berarti Anda concern dan kuatir pengguna tidak mengerti yang Anda maksud, dan mungkin sekaligus menunjukkan ketidakmampuan Anda, namun bila tidak demikian kadang pengguna Anda dapat bingung dan gagal menemukan manfaat situs Anda. B. perbandingan interface 1) USB 1.0: diluncurkan pada bulan Januari 1996. Transfer data-nya hanya sekira 1,5 Megabit per detik (Mbit/s) pada mode Low-Bandwidth dan 12 Mbps pada mode Full-Bandwidth. Koneksi USB ini nggak memperbolehkan (ato lebih tepatnya gk bisa memakai) kabel perpanjangan karena keterbatasan timing dan daya listrik yg melewati kabel ini. Versi upgradde dari koneksi USB ini adalah USB 1.1 (diluncurkan pada bulan September 1998) yg mana memperbaiki konektivitas antarkabel dan sambungannya (sudah bisa memakai kabel perpanjangan dan fitur daya listriknya di-upgrade). 2) USB 2.0: diluncurkan pada bulan April 2000. Menambahkan bandwidth maksimum tertinggi menjadi 480 Mbit/s pada mode Hi-Speed (tertinggi, rata2 transfer data-nya sama dengan 60 MByte/s), termasuk di dalamnya terdapat fitur2 seperti dukungan pada miniUSB, microUSB, dan kemampuan untuk mengisiulang baterai perangkat (Battery Charging). 3) USB 3.0: diperkenalkan pada 17 November 2008. Fitur terbaru untuk koneksi ini dinamai SuperSpeed, di mana jalur USB menyediakan transfer mode pada 5,0 Gigabit per detik (Gbit/s) pada kecepatan tertingginya (tentunya didukung oleh konfigurasi hardware yg memadai, semisal ada pada mainboard ASUS dan Gigabyte). Sebenarnya, keluaran mentah (raw throughput) dari USB 3.0 ini adalah 4 Gbit/s dan spesifikasi yg dapat memungkinkan dapat dikeluarkan sejatinya adalah rata2 sekira 3,2 Gbit/s (ato sekira 400 MByte/s pada tranfer data tertinggi). C. Tipe - Tipe interface Interface adalah suatu komunikasi yang fitur yang tersedia supaya user dapat mengerti dan dapat menggunakan sistem tersebut. Dalam hal ini penggunaan bahasa amat efektif untuk membantu pengertian, karena bahasa merupakan alat tertua (barangkali kedua tertua setelah gesture) yang dipakai orang untuk berkomunikasi sehari-harinya. Tanpa bahasa pun kadang ikon bisa tidak jelas maknanya, sebab tidak semua lambang ikon bisa bersifat universal.Terlebih dari itu dalam dunia desain situs Web yang serba grafis. Tipe interface pada sistem operasi : 1.Command Line Interface (CLI) 2.Graphical User Interface (GUI) Media Penyimpanan pada system Operasi, yaitu : A. HARDDISK Pengertiannya adalah suatu ruang simpan utama dalam sebuah computer. Di situlah seluruh sistem operasi dan mekanisme kerja kantor dijalankan, setiap data dan informasi disimpan. B.RAM Pengertiannya adalah perangkat yang berfungsi mengolah data atau intruksi. Semakin besar memori yang disediakan, semakin banyak data maupun intruksi yang dapat mengolahnya. D. Tipe - Tipe interaksi 1. Direct adalah suatu pengoperasian secara langsung dengan objek pada layar. Misalnya delete file dengan memasukkannya ke trash. 2. Menu selection adalah suatu yang memilih perintah dari daftar yang disediakan. 3. Command language adalah suatu penulisan perintah yang sudah ditentukan pada program. 4. Natural language – perintah dengan bahasa alami : Menggunakan bahasa alami untuk mendapatkan hasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar