Minggu, 01 Desember 2013
tulisan 7 bahasa indonnesia 1
Aku lagi dalam perjalanan pulang ke kos siang tadi ketika pandanganku tertuju pada potongan cake yang hancur di tepi jalan.
Then a little insight come to me.. =)
Sebutir nasi, setetes kecap, sehelai sayur dihasilkan dari alam, ibu kehidupan.
Akankah ia menangis melihat banyak manusia yang sering menyia-nyiakan pemberiannya?
Akankah ia kecewa melihat keserakahan dan ketamakan manusia yang begitu rakusnya mengambil segala sesuatu dari dirinya tetapi tidak pernah mensyukuri hal tersebut?
Lalu..
Akankah pula sang pembuat kue kecewa melihat kue buatannya dibuang begitu saja?
Akankah petani teriris hatinya melihat sebutir nasi yang ditanamnya dengan susah payah ternyata tidak dihargai oleh manusia?
Banyak kehidupan yang bekerja untuk menyajikan makanan yang kita santap.
Tapi sering kali kita lupa akan hal tersebut.
Kita makan dengan rakusnya tanpa pernah benar-benar mensyukuri makan yang kita makan, tanpa pernah benar-benar merasakan makanan yang kita makan.
Coba kita renungkan bagaimana kondisi kita seandainya kita tinggal di negara dunia ketiga. Tempat di mana kelaparan merajalela.
Sebutir nasi ataupun setetes kecap dapat benar-benar menjadi santapan yang berharga untuk mempertahankan hidup.
Bersyukurlah Anda yang hari ini masih dapat makan.
Bersyukurlah Anda yang hari ini masih dapat berbagi makanan Anda dengan yang lain.
Makanlah dengan penuh rasa syukur…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar